Kamis, 05 Februari 2015

Reaction Times

       I.            Judul
Pengaruh Audio Distraktor terhadap Kecepatan Reaksi pada Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang Mengambil Mata Kuliah Psikologi Eksperimen Hari Selasa Pukul 08.00 WIB Tahun 2014
    II.            Profil Subjek
1.      Kelompok Kontrol
No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
1
Asep Filmansyah
Laki-laki
20 tahun 3 bulan
2
A.    Arisya Zhorif F.
Laki-laki
19 tahun 10 bulan
3
Catur Mas Indera S.
Laki-laki
19 tahun 4 bulan
4
Herman Saputra
Laki-laki
22 tahun
5
Agus Dwi Nugroho
Laki-laki
20 tahun 4 bulan
6
Oktarina
Perempuan
20 tahun 7 bulan
7
Ani Puspita Sari
Perempuan
20 tahun 4 bulan
8
Aisyach Rohmawati
Perempuan
21 tahun 5 bulan
9
Apria Puspita Sari
Perempuan
21 tahun 8 bulan
10
Muzdalipah
Perempuan
22 tahun
2.      Kelompok Eksperimen
No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
1
Alal Qalbi
Laik-laki
21 tahun 6 bulan
2
Mukhlisin
Laki-laki
22 tahun 4 bulan
3
Ahmad Marzuki
Laki-laki
20 tahun 4 bulan
4
Ardi Novrian
Laki-laki
20 tahun 1 bulan
5
Ayu Wandira N. R.
Perempuan
20 tahun 5 bulan
6
Hernita
Perempuan
22 tahun 8 bulan
7
Azlina Rahmi
Perempuan
20 tahun 11 bulan
8
Apriza Fitriyanti
Perempuan
20 tahun 8 bulan
9
Agung Prasetio
Laki-laki
21 tahun 3 bulan
10
Andria Wulandari
Perempuan
20 tahun 8 bulan
11
Okta Apriyani
Perempuan
20 tahun 2 bulan
3.      Teknik Sampling
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Simle Random Sampling.[1] Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
 III.            Desain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan desain dua kelompok. Desain dua kelompok merupakan desain yang sederhana tetapi telah memenuhi syarat sebagai penelitian eksperimental. Desain dua kelompok merupakan desain yang lebih baik dibandingkan dengan desain satu kelompok, karena dimungkinkannya dilakukan kontrol VS yang lebih banyak, terutama randomisasi, serta adanya kelompok kontrol sebagai pembanding.
Desain dua kelompok merupakan desain yang bersifat eksploratif, karena kita dapat mengetahui apakah VB berpengaruh terhadap VT. Pengaruh VB terhadap VT dibuktikan dengan memberikan VB kepada satu kelompok (yang disebut Kelompok Eksperimen) dan tidak memberikan VB kepada satu kelompok yang lain (yang disebut Kelompok Kontrol). Bila ternyata skor VT pada kedua kelompok tersebut berbeda, maka dapat dipastikan bahwa perbedaan tersebut karena adanya pemberian VB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa VB tersebut berpengaruh terhadap VT.
Jenis desain dua kelompok yang digunakan adalah Randomized Two Group Design, Posttest only. Desain ini menggunakan prinsip method of difference karena desain ini membuat dua kondisi uang berbeda pada dua kelompok penelitian.[2]

 





 IV.            Treatment
A.    Material
Alat ini terdiri dari 3 unit, yaitu :
·         Regulator : untuk memilih stimulus yang sesuai, mentranmisikan ke Stimulus Display Unit, dan menunjukkan waktu yang diperlukan oleh orang coba untuk beraksi terhadapnya.
·         Stimulus Display Unit : untuk mencetuskan tiga tipe sinyal auditory dan visual.
·         Reaction Key : sebuah keyboard yang dilengkapi dengan tiga tombol yang ditekan sebagai reaksi oleh orang coba sebagai reaksi terhadap stimulus.
Sebelum menekan tombol ON, pastikan :
-          Kabel AC sudah terhubung ke sumber listrik
-          Kabel Reaction Key dan Stimulus Display Unit sudah terhubung dengan regulator (dibagian belakang)
-          Jika semua sudah terpasang, nyalakan tombol ON yang terletak di belakang regulator
B.       Prosedur Pelaksanaan :
·           Kelompok dibagi menjadi 2 yakni Kelompok Kontrol (KK) dan Kelompok Eksperimen (KE)
·           Subjek berdiri dihadapan alat Reaction Time berhadapan; berseberangan dengan eksperimenter dengan jarak yang sama
·           Subjek memegang alat berupa remote control Reaction Time
·           Eksperimenter berdiri dihadapan Reaction Time berhadapan; berseberangan dengan subjek dengan jarak yang sama
·           Eksperimenter memegang alat berupa remote control Reaction Time
·           Eksperimenter menekan tombol untuk menyalakan lampu yang terdapat pada alat
·           Eksperimenter menghadap kearah regulator, sekaligus mengamati orang coba dan mencatat response timenya.
-       Pemeriksaan visual : Eksperimenter warna yang dikehendaki (Red/Green) tekan tombol visual maka pada stimulus display unit akan mengeluarkan warna tersebut orang coba segera memencet tombol pada Reaction Time sesuai dengan warna yang keluar pada stimulus display unit. Operator mencatat angka yang tertera pada regulator tekan tombol reset untuk tes berikutnya.
-       Pemerikasaan Auditory : Eksperimenter memilih frekuensi suara yang dikehendaki (500Hz, 1000Hz, dan 5000Hz) tekan tombol auditory pada stimulus display unit akan keluar suara dengan frekuensi tersebut orang coba segera yang keluar pada regulator tekan tombol reset untuk tes berikutnya.
·           Kelompok kontrol terlebih dahulu melakukan praktik. Subjek menekan tombol yang bertujuan mematikan lampu yang menyala, yang mana lampu menyala tersebut dinyalakan oleh eksperimenter. Subjek KK melakukannya tanpa adanya gangguan dari Audio Visual Distraktor. Subjek hanya boleh melihat kearah regulator.
·           Kelompok Ekperimen : subjek menekan tombol yang bertujuan mematikan lampu yang mneyala, yang mana lampu menyala tersebut dinyatakan oleh Eksperimenter. Subjek KE melakukannya dengan apa adanya gangguan dari Audio Visual Distraktor. Subjek hanya boleh melihat kearah stimulus display unit, tidak boleh melihat ke arah regulator.
    V.            Pelaksanaan Treatment
Hari/Tanggal            :  Selasa, 9 Desember 2014
Waktu                      :  08.00-09.00 WIB
Tempat                     :  Laboratorium Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Negeri Islam Raden Fatah Palembang
Nama Eksperimenter : -Lavenda
                                     -Lela
                                     -Ridho
 VI.            Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif-eksperimen, berupa angka yang akan dianalisis secara statistic, dapat dilakukan pada situasi lapangan maupun laboratorium. Penelitian eksperimen adalah observasi yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor yang lain dibuat konstan. Menurut Solso dan Macklin, memberikan definisi mengenai penelitian eksperimen, yaitu penyelidikan dimana minimal salah satu variabel dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab akibat.[3]
VII.            Dasar Teori
kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat dan dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran. Harsono mengatakan bahwa”Kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil sebaik-baiknya”.[4]
Reaksi atau reaction time sering kali dirancukan dengan istilah lain seperti refleks atau kecepatan gerak, tetapi menurut Harsono, mengatakan bahwa “waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan dengan gerak pertama”.[5]
Kecepatan reaksi merupakan perbedaan waktu antara aksi fisik dengan rangsangan yang dikirimkan oleh sistem saraf dari otot. Semakin singkat waktu yang dicapai berarti semakin tinggi pula tingkat reaksinya.
Serangkaian percobaan yang diukur mengenai waktu reaksi (RT) dan variabel dependent untuk reaksi A, B, dan C dilakukan oleh Ulrich, Mattes, dan Miller (1999).
Percobaan pertama mereka disajikan stimulus visual (LED hijau) untuk kanan dan (LED merah) untuk kiri dari titik pusat. Untuk reaksi A, peserta menanggapi dengan tangan yang sama. Untuk reaksi B, mereka menanggapi cahaya kiri dengan tangan kiri atau cahaya yang tepat dengan tangan kanan.


B RT adalah signifikan lebih tinggi dari A RT, seperti yang kita harapkan. Namun, terintegrasi kekuatan (daerah di bawah kurva yang menunjukkan kekuatan sebagai fungsi waktu) tidak berbeda untuk dua reaksi. Ada beberapa masalah potensial dengan percobaan ini, terjadi ketika lebih dari satu variabel independen secara stimultan bervariasi sehingga kita tidak bisa sepenuhnya yakin yang variabel bertanggung jawab untuk hasilnya.
Telinga manusia dapat mendengar bunyi antara 20Hz hingga 20KHz (20.000Hz) dalam kondisi prima. Telinga paling peka terhadap suara antara 500Hz – 4KHz. Maka, aka nada pengaruh dari setiap frekuensi suara yang dinaikkan terhadap setiap individu yang berbeda.
Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa harus membagi perhatian antara dua lampu, bukan hanya fokus pada cahaya tunggal. Selain itu, RT juga sebanding dengan frekuensi suara yang didengarkan oleh manusia.



VIII.          Hipotesis
Ada pengaruh Audio Distraktor terhadap kecepatan waktu reaksi pada mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang mengambil mata kuliah Psikologi Eksperimen hari Selasa pukul 08.00 wib tahun 2014.
 IX.            Hasil Penelitian
Kelompok Kontrol
No
Objek Penelitian
Waktu Reaksi Kontrol Group
Nama
Gender
Usia
1
2
3
4
5
1
Asep Filmansyah
Laki-laki
20 tahun 3 bulan
253
654
229
170
160
2
B.      Arisya Zhorif F.
Laki-laki
19 tahun 10 bulan
160
650
228
597
244
3
Catur Mas Indera S.
Laki-laki
19 tahun 4 bulan
295
539
771
380
231
4
Herman Saputra
Laki-laki
22 tahun
257
179
123
130
160
5
Agus Dwi Nugroho
Laki-laki
20 tahun 4 bulan
393
201
146
195
105
6
Oktarina
Perempuan
20 tahun 7 bulan
287
780
173
166
390
7
Ani Puspita Sari
Perempuan
20 tahun 4 bulan
290
301
339
404
227
8
Aisyach Rohmawati
Perempuan
21 tahun 5 bulan
873
225
162
219
198
9
Apria Puspita Sari
Perempuan
21 tahun 8 bulan
481
221
367
443
335
10
Muzdalipah
Perempuan
22 tahun
386
292
274
452
276

Kelompok Eksperimen
No
Objek Penelitian
Waktu Reaksi Kontrol Group
Nama
Gender
Usia
1
2
3
4
5
1
Alal Qalbi
Laik-laki
21 tahun 6 bulan
409
324
539
278
375
2
Mukhlisin
Laki-laki
22 tahun 4 bulan
671
201
516
186
150
3
Ahmad Marzuki
Laki-laki
20 tahun 4 bulan
178
264
176
127
134
4
Ardi Novrian
Laki-laki
20 tahun 1 bulan
552
270
170
225
117
5
Ayu Wandira N. R.
Perempuan
20 tahun 5 bulan
187
472
200
187
411
6
Hernita
Perempuan
22 tahun 8 bulan
2021
283
3216
310
228
7
Azlina Rahmi
Perempuan
20 tahun 11 bulan
649
186
249
196
225
8
Apriza Fitriyanti
Perempuan
20 tahun 8 bulan
3009
445
693
936
1051
9
Agung Prasetio
Laki-laki
21 tahun 3 bulan
201
120
180
177
152
10
Andria Wulandari
Perempuan
20 tahun 8 bulan
585
228
377
198
260
11
Okta Apriyani
Perempuan
20 tahun 2 bulan
251
171
173
548
174

    X.            Analisis Hasil Penelitian
a.       Deskriptif Data Penelitian:
Tabel Data Kelompok Kontrol
Nama
1
2
3
4
5
Mean
Asep Filmansyah
253
654
229
170
160
1466
293.2
C.      Arisya Zhorif F.
160
650
228
597
244
1879
375.8
Catur Mas Indera S.
295
539
771
380
231
2216
443.2
Herman Saputra
257
179
123
130
160
849
169.8
Agus Dwi Nugroho
393
201
146
195
105
1040
208
Oktarina
287
780
173
166
390
1796
359.2
Ani Puspita Sari
290
301
339
404
227
1561
312.2
Aisyach Rohmawati
873
225
162
219
198
1677
335.4
Apria Puspita Sari
481
221
367
443
335
1847
369.4
Muzdalipah
386
292
274
452
276
1680
336

Tabel DataKelompok Eksperimen
Nama
1
2
3
4
5
Mean
Alal Qalbi
409
324
539
278
375
1925
385
Mukhlisin
671
201
516
186
150
1724
344.8
Ahmad Marzuki
178
264
176
127
134
879
175.8
Ardi Novrian
552
270
170
225
117
1334
266.8
Ayu Wandira N. R.
187
472
200
187
411
1457
291.4
Hernita
2021
283
3216
310
228
6058
1211.6
Azlina Rahmi
649
186
249
196
225
1505
301
Apriza Fitriyanti
3009
445
693
936
1051
6134
1226.8
Agung Prasetio
201
120
180
177
152
830
166
Andria Wulandari
585
228
377
198
260
1648
329.6
Okta Apriyani
251
171
173
548
174
1317
263.4

b.      Uji Normalitas
Berdasrkan hasil analisis normalitas dengan menggunakan One Samples Kolmogorov-Semirnov, maka dapat diterangkan bahwa:
1)      Hasil uji normalitas terhadap kelompok kontrol diperoleh mean = 1601,10; standar deviasi = 403,611; K-S= 0,175; nilai signifikan = 0,200. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa p = 0.200 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data kelompok kontrol berdistribusi normal.
2)      Hasil uji normalitas terhadap kelompok eksperimen diperoleh mean = 2255,55; standar deviasi = 1926,659; K-S = 0,386; nilai signifikan = 0,000. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa p = 0,000 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data kelompok eksperimen berdistribusi tidak normal.

c.       Uji homogenitas
Hasil dari Levene’s Test, diperoleh F = 7,397; p = 0,014. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa p = 0,014 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa varians kelompok-kelompok yang dibandingkan berbeda; artinya tidak homogen.

d.      Uji Hipotesis
Hasil dari analisis Independent Samples T-Test, diperoleh data t = -1,051; p = 0,306. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa p = 0,306 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan tidak signifikan. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak dan dapat disimpulkan bahwa “tidak ada pengaruh Audio Distraktor terhadap kecepatan waktu reaksi pada Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang mengambil mata kuliah Psikologi Eksperimen hari Selasa pukul 08.00 WIB tahun 2014”.




 DAFTAR PUSTAKA

Harsono. Coaching dan Aspek-Aspek dalam Coaching. Jakarta:Depdikbud Dirjen Dikti. 1998.
Seniati, Liche dkk. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks. 2011.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2013.



[1]Sugiyono,2013,Metode Penelitian Kualitatif, R&D,Bandung:Alfabeta, hlm 82
[2]Liche Seniati, Aries Yulianto, dan Bernadette N. Setiadi,2011,Psikologi Eksperimen,Jakarta:PT.Indeks,hlm.127
[3] Ibid. hlm 23
[4] Harsono, 1998, Coaching dan Aspek-Aspek dalam Coaching,Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti, hlm. 17
[5] Ibid.hlm 217

Tidak ada komentar:

Posting Komentar