Minggu, 21 Desember 2014

Gerakan-gerakan Refleks

LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa                 : Ahmad Marzuki
Nomor Mahasiswa               : 12350007
Nama Percobaan                  : Gerakan-gerakan Refleks
Nomor Percobaan                : III
Nama Orang Percobaan       : Acep Khoirudin
Nama Pelaku Percobaan      : Ahmad Marzuki
Tanggal Percobaan               : 14 Desember 2013
Tempat Percobaan                : Laboratorium Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam IAIN Raden Fatah Palembang
 


       I.            Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui adanya gerakan-gerakan refleks pada otot.

    II.            Dasar Teori
Prinsip kegiatan sistem saraf ditampilkan dalam bentuk gerak refkels. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari individu dengan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar organisme. Secara embriologi perkembangan sistem saraf diawali dengan penebalan ectoderm pada garis middorsal, perubahan ini disebut neural plate. Tubuh membentuk lekukan saraf (neural groove) dan penonjolan saraf (neural crest), selanjutnya menjadi neural tube. Ujung nostral neural tube membentuk tiga pembesaran berupa vesikel yang kemudian disebut prosencepalon atau forebrain, mesencephalon atau midbrain, dan rhombencephalon atau hindbrain. Pada pembatsan telensefalon dan diensefalon terdapat sepasang evaginasi yang akan membentuk retina dan nervous optikus.
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar. Misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu. Saraf-saraf spinal, 31 saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf motorik membetuk akar anterior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu melintasi foramen ibtervebrali, tetapi segera setelah itu membagi diri menjadi serabut primer anterior dan serabut primer posterior. Serabut primer posterior melayani kulit dan otot punggung, sedangkan serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi fleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf-saraf interkotalis pada daerah torax.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Terdapat banyak komponen-komponen tubuh yang terlibat dalam gerak ini, baik itu disadari maupun tidak disadari. Gerak adalah suatu tanggapan rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Dan dalam melakukan gerak, tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan penghantar tubuh yang lain. Hal ini menunjukan suatu kerjasama yang sinergis. Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap, semua indera kita pun aan siap siaga. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi ditubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf, yang didalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun sistem saraf tersusun dengan kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas dua jenis sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Jika dilihat dari bentuk atau aksi yang ditimbulkan, refleks memiliki berbagai karakteristik, yaitu dapat diramalkan, mempunyai tujuan tertentu, memiliki reseptor tertentu, mempunyai laten, spontan dan tidak dapat dipelajari, berfungsi sebagai pelindung dan pengatur, serta periode laten akan lama pada respon yang terus menerus sehingga akan menimbulkan kelelahan. Ada beberapa jenis refleks yaitu, refleks spinal, medulla, cerebral, superficial, miotatik, dan refleks visceral. Refleks sebagai integrasi sinaps memiliki bagian-bagian antara lain serabut saraf sensorik, saraf spinal, akar dorsalis, interneuron, saraf akar ventralis, serabut motorik. Antara satu serabut dengan serabut lainnya sudah tentu memiliki hubungan integrasi. Dalam integrasi antar ujung-ujung saraf sinaps tersebut ada tiga hal yang dimunculkan, yaitu:

1.      Summasi
Terdiri atas sum-sum tenporal yang berupa pengulangan impuls untuk dapat menimbulkan respon summasi spiasial.

2.      Fasilitas
Merupakan suatu proses penambahan eksitas pada hbungan sinaps yang tidak memperlihatkan adanya summasi respon elektrik. Pada kondisi ini, potensial pada port sinaps akan meningkat.

3.      Inhibitor
Adalah proses penghambatan respon pada organ efektor. Jika dilihat dari mekanisme jalannya rangsangan, stimulus memiliki bentuk sinaps inhibitor (menghambat) dan sinaps eksitator (mempercepat).

 III.            Alat Yang Digunakan
1.      Martil

 IV.            Jalannya Percobaan
a.       OP disuruh duduk di meja dengan tungkai tergantung, urat bawah tempurung diketuk.
b.      OP berdiri satu tungkai bawah diletakan dengan tulang kering pada kursi dan kaki tergantung pada kaki kursi, urat diantara tumit diketuk.
c.       Salah satu tangan OP diluruskan kedepan, siku ditopang oleh pemeriksa, urat diatas lipatan lengan (urat dari musculus biset) diketuk.
d.      Lengan OP diangkat dan dilipat, urat diatas (urat dari musculus triceps brachil) diketuk.

    V.            Hasil Percobaan
a.       Ketika urat bawah tempurung OP diketuk, terjadi gerakan refleks dari bawah tempurung sampai ke telapak kaki OP.
b.      Ketika urat diantara tumit diketuk, kaki OP merespon rangsangan tersebut dengan terjadinya gerak refleks juga.
c.       Lengan OP mulai dari siku sampai ke jari mengalami gerakan spontan ketika PP mengetuk urat dari musculus biset.
d.      Lengan OP dari siku sampai ke jari mengalami gerakan spontan ketika PP mengetuk urat dari musculus triceps brachil.

 VI.            Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gerak  refleks adalah gerakan yang tidak disadari yang timbul karena adanya rangsangan dan merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak biasa. Gerak refleks ada yang monosinaps dan polisinaps. Refleks monosinaps apabila gerakan yang terjadi hanya satu gerakan, sedangkan refleks polisinaps apabila gerakan terjadi terdiri dari dua tau lebih gerakan.



Palembang, 14 Desember 2013
Praktikan,



Ahmad Marzuki


DAFTAR PUSTAKA

Abim. 2010. Cara Gerak Refleks. http://abim.cara-kerja-gerak-refleks.wordpress.com. Diakses pada 20 Desember 2013.
Blumenthal, Louise. 2007. Atlas Anatomi. Jakarta: Djambatan.
Campbell. 2004. Biologi Edisi 5 Jilid ke-3. Jakarta: Erlangga.
http://en.wikipedia.org/wiki/reflexa. diakses pada 20 Desember 2013
Pearce, Evelyn C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar