LAPORAN
PRAKTIKUM
PSIKOLOGI
FAAL
Nama
Mahasiswa : Ahmad Marzuki
Nomor
Mahasiswa : 12350007
Nama
Percobaan : Gerakan-gerakan Refleks
Nomor
Percobaan : III
Nama
Orang Percobaan : Acep Khoirudin
Nama
Pelaku Percobaan : Ahmad Marzuki
Tanggal
Percobaan : 14 Desember 2013
Tempat
Percobaan : Laboratorium Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran
Islam IAIN Raden Fatah Palembang
I.
Tujuan
Percobaan
Untuk
mengetahui adanya gerakan-gerakan refleks pada otot.
II.
Dasar
Teori
Prinsip kegiatan sistem saraf ditampilkan dalam bentuk gerak
refkels. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang
baik dan tepat antara berbagai organ dari individu dengan hubungan
individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organisme terhadap
perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar organisme. Secara
embriologi perkembangan sistem saraf diawali dengan penebalan ectoderm pada
garis middorsal, perubahan ini disebut neural plate. Tubuh
membentuk lekukan saraf (neural groove) dan penonjolan saraf (neural
crest), selanjutnya menjadi neural tube. Ujung nostral neural
tube membentuk tiga pembesaran berupa vesikel yang kemudian disebut prosencepalon
atau forebrain, mesencephalon atau midbrain, dan rhombencephalon
atau hindbrain. Pada pembatsan telensefalon dan diensefalon
terdapat sepasang evaginasi yang akan membentuk retina dan nervous
optikus.
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya menutup mata pada saat
terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas yang menyakitkan yang
tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar.
Misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja
menyentuh permukaan benda panas itu. Saraf-saraf spinal, 31 saraf
sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior
dan akar posterior. Serabut saraf motorik membetuk akar anterior yang berpadu
dengan serabut saraf sensorik pada akar
posterior guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf
itu melintasi foramen
ibtervebrali, tetapi segera
setelah itu membagi diri menjadi serabut
primer anterior dan serabut primer posterior. Serabut primer
posterior melayani kulit dan otot
punggung, sedangkan serabut primer
anterior membentuk berbagai cabang
yang menjadi fleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf-saraf interkotalis pada daerah torax.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi
melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Terdapat banyak
komponen-komponen tubuh yang terlibat dalam gerak ini, baik itu disadari maupun
tidak disadari. Gerak adalah suatu tanggapan rangsangan baik itu dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat
sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Dan dalam melakukan gerak, tubuh kita melakukan banyak koordinasi
dengan penghantar tubuh yang lain. Hal ini menunjukan suatu kerjasama yang
sinergis. Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap,
semua indera kita pun aan siap siaga. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi
ditubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf, yang didalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun sistem saraf tersusun dengan kompleks, tetapi sebenarnya hanya
tersusun atas dua jenis sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Jika dilihat dari bentuk atau aksi yang
ditimbulkan, refleks memiliki berbagai karakteristik, yaitu dapat diramalkan,
mempunyai tujuan tertentu, memiliki reseptor tertentu, mempunyai laten, spontan dan tidak dapat dipelajari, berfungsi sebagai pelindung dan
pengatur, serta periode laten akan lama pada respon yang terus menerus sehingga akan menimbulkan
kelelahan. Ada beberapa jenis refleks yaitu, refleks spinal, medulla, cerebral, superficial, miotatik, dan refleks visceral. Refleks sebagai integrasi sinaps memiliki bagian-bagian antara lain serabut saraf
sensorik, saraf spinal, akar dorsalis, interneuron, saraf akar ventralis,
serabut motorik. Antara satu serabut dengan serabut lainnya sudah tentu memiliki
hubungan integrasi.
Dalam integrasi antar ujung-ujung saraf sinaps tersebut ada tiga hal yang dimunculkan, yaitu:
1. Summasi
Terdiri atas sum-sum tenporal yang berupa pengulangan impuls untuk dapat menimbulkan respon summasi spiasial.
2. Fasilitas
Merupakan suatu proses penambahan eksitas pada hbungan sinaps yang tidak memperlihatkan adanya summasi respon elektrik. Pada kondisi ini, potensial pada port sinaps akan meningkat.
3. Inhibitor
Adalah proses penghambatan respon pada organ efektor. Jika dilihat dari mekanisme jalannya
rangsangan, stimulus memiliki bentuk sinaps inhibitor (menghambat) dan sinaps eksitator (mempercepat).
III.
Alat
Yang Digunakan
1.
Martil
IV.
Jalannya
Percobaan
a.
OP
disuruh duduk di meja dengan tungkai tergantung, urat bawah tempurung diketuk.
b.
OP
berdiri satu tungkai bawah diletakan dengan tulang kering pada kursi dan kaki
tergantung pada kaki kursi, urat diantara tumit diketuk.
c.
Salah
satu tangan OP diluruskan kedepan, siku ditopang oleh pemeriksa, urat diatas
lipatan lengan (urat dari musculus biset) diketuk.
d.
Lengan
OP diangkat dan dilipat, urat diatas (urat dari musculus triceps brachil)
diketuk.
V.
Hasil
Percobaan
a.
Ketika
urat bawah tempurung OP diketuk, terjadi gerakan refleks dari bawah tempurung
sampai ke telapak kaki OP.
b.
Ketika
urat diantara tumit diketuk, kaki OP merespon rangsangan tersebut dengan
terjadinya gerak refleks juga.
c.
Lengan
OP mulai dari siku sampai ke jari mengalami gerakan spontan ketika PP mengetuk
urat dari musculus biset.
d.
Lengan
OP dari siku sampai ke jari mengalami gerakan spontan ketika PP mengetuk urat
dari musculus triceps brachil.
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari
yang timbul karena adanya rangsangan dan merupakan mekanisme pertahanan tubuh
yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak biasa. Gerak refleks ada yang monosinaps
dan polisinaps. Refleks monosinaps apabila gerakan yang
terjadi hanya satu gerakan, sedangkan refleks polisinaps apabila gerakan
terjadi terdiri dari dua tau lebih gerakan.
Palembang, 14
Desember 2013
|
Praktikan,
|
|
|
|
Ahmad Marzuki
|
DAFTAR PUSTAKA
Abim. 2010. Cara Gerak Refleks. http://abim.cara-kerja-gerak-refleks.wordpress.com. Diakses pada 20 Desember 2013.
Blumenthal, Louise. 2007. Atlas Anatomi. Jakarta: Djambatan.
Campbell. 2004. Biologi Edisi 5 Jilid ke-3. Jakarta:
Erlangga.
http://en.wikipedia.org/wiki/reflexa. diakses pada 20 Desember 2013
Pearce, Evelyn C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar