MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDUAL
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Psikologi Sosial Semester
3 (Tiga) ”
Disusun
oleh :
Kelompok
1
AFIF
YANTO 12350003
AHMAD MARZUKI 12350007
AILI MUSTIKA 12350008
ALAL QOLBI 12350010
ANNISYA FITRI 12350017
ARISYA ZHORIF FADHURRAHMAN 12350023
ASEP FILMANSYAH 12350025
ATIKA DWI WULANDARI 12350026
AZLINA RAHMI 12350028
BARIAH 12350029
AHMAD MARZUKI 12350007
AILI MUSTIKA 12350008
ALAL QOLBI 12350010
ANNISYA FITRI 12350017
ARISYA ZHORIF FADHURRAHMAN 12350023
ASEP FILMANSYAH 12350025
ATIKA DWI WULANDARI 12350026
AZLINA RAHMI 12350028
BARIAH 12350029
Dosen
Pembimbing : Rosyida Umpu M. S.Psi., M.Si.
PSIKOLOGI
ISLAM
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
IAIN
RADEN FATAH PALEMBANG
PROVINSI
SUMATERA SELATAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat tiada terkira, dan shalawat teriring salam senantiasa penulis haturkan
kepada Rasulullah saw., keluarga, sahabat Beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Manusia sebagai Makhluk Individual” sebagai
salah satu syarat guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial.
Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Sosial yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan untuk
membuat tugas makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah Manusia sebagai Makhluk Individual ini
tentu tidak lepas dari kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi semua pihak.
Palembang, 01 Desember 2013
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami Manusia Sebagai Makhluk
Individul manusia sebagai mahluk individu sebaiknya perlu dipahami arti kata
individu itu sendiri. Kata “Individu” berasal dari kata latin, “individuum”
artinya “yang tidak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat. Dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas
Manusia sebagai makhluk individu
memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tidak disebut sebagai individu.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas
tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia,
ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah
perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang
dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Kalau seseorang
individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia
juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk
pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi
alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang
individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan
anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita
sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip)dan faktor lingkungan (fenotip)
yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan
serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Setiap individu memiliki
ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang
diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Natur dan nature merupakan istilah
yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu
dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu
garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau
konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan Hakikat Manusia sebagai makhluk
individual ?
2. Bagaimana Peranan
mannusia sebagai makhluk individu ?
3. Apa yang dimaksud
dengan Konsep Diri ?
4. Bagaimana kaitan Antara Kepentingan
Individu Dan Kepentingan Masyarakat ?
5.
Hakikat Manusia sebagai Pandangan Islam
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
pada mata kuliah Psikologi Sosial yang membahas mengenai Manusia sebagai
makhluk individual. Tujuannya adalah agar kita bisa mengetahui bagaimana
hakikat manusia sebagai makhluk individual dalam kaitannya dengan tingkah laku
dan kelompok sosial. Dan memahami bagaimana pendapat ahli dalam Psikologi
Individual, serta beberapa pembahasan dari Al-Qur’an mengenai pandangan manusia
sebagai makhluk individual.
BAB
I
PEMBAHASAN
- Hakikat Manusia sebagai makhluk individual
Manusia lahir sebagai makhluk
individual yang bermakna tidak berbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan
raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda
dengan makhluk hewani, namun,secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk
hewani apapun. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan jiwa dan raganya
untuk selanjutnya melakukan aktivitas dan kegiatan. Kegiatan manusia tidak
semata-mata digerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga aspek rohaniah. Manusia
mengerahkan seuruh jiwa raganya untuk
berkegiatan dalam hidupnya.
Dalam perkembangannya, manusia
sebagai mahluk individu tidaak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi
akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya. Termasuk kemampuan
kecakapannya. Dengan demikian, manusia sebagai individu merupakan pribadi yang
terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah
manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia
sebagai individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai
pribadi dengan ciri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
Setiap manusia memliki perbedaan hal
itu di karenakan manusia memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat,
watak, keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang berbeda satu sama yang lainnya.
Setiap manusia diciptakan oleh tuhan dengan ciri dan karakteristik yang unik
satu sama lain berbeda. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu
adalah unik. Setiap orang berbeda bahkan orang yang dikatakan kembar pun pasti
ada perbedaan. Jadi, meskipun banyak persamaan hakiki antara individu, tetap
tidak ada dua individu yang sama.pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi pribadi yang
khas tidak terjadi dalam waktu sekejap. Melainkan terentang sebagai
kesinambungan perkembangan sejak masa janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai
tua. Istilah pertumbuhan lebih bertuju pada segi fisik atau biologis individu,
sedangkan perkembangan tertuju pada segi mental psikologis individu.
- Psikologi
Individual
Psikologi
individual dikembangkan oleh Alfred Adler, sebagai suatu sistem yang komparatif
dalam memahami individu dan dalam kaitannya dengan lingkungan sosial.
Individual psychology atau psikologi individual dikembangkan oleh Alfred Adler
dan pengikutnya antara lain adalah Rudolph Drekurs, Martin Son Tesgard, dan
Donal Dinkmeyer. Alfred Adler selain siswa juga rekan kerja Freud dan berumur
empat belas tahun lebih muda dari Freud. Adler telah menjadi dokter praktek.
Ketika bergabung dengan Freud dan ahli lain ketika dibentuknya Masyarakat
Psychoanalytic Vienna. Adler keluar dari paham Freud dan Masyarakat Psychoanalytic
Vienna dan pada tahun 1911 Adler mulai mengembangkan pemikirannya yang dikenal
sebagai Psikologi Individu.
Aliran
Psikologi Individual dikenal dengan nama Adlerian Counseling. Adler mengatakan
bahwa seorang tidaklah dikendalikan semata-mata untuk memenuhi kesenangannya
sendiri tetapi sebaliknya, seseorang dimotivasi oleh rasa tanggung jawab sosial
dan kebutuhan untuk berhasil. Adler benar-benar berbicara tentang hubungan
sosial, yang mana Individu sibuk mengejar realisasi diri yang dapat mendukung
dirinya untuk membuat dunia lebih baik dalam menempatkan hidup. Inilah yang
menjadi dasar pemikiran dari teori psikologi individual.
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari konseling psikologi individual ini
adalah agar seorang konselor dapat mengetahui model-model konseling dan
bagaimana menerapkan berbagai teori dalam proses konseling.
Prinsip Dasar
Adler
berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasi oleh dorongan-dorongan
sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. mereka
menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja
sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri
dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial.
Untuk
memenuhi kebutuhan sosial manusia rela terjun dalam berbagai kegiatan-kegiatan
sosial seperti organisasi sosial dan mengahabiskan hampir seluruh hidupnya di
sana. Mereka merasa puas dengan melakukan aktivitas sosial seperti membantu
korban bencana, korban perang, kelaparan dan lain sebagainya. Itulah kebutuhan
sosial yang dimaksud oleh Adler. Kebutuhan-kebutuhan sosial ini merupakan
bawaan sejak lahir, perkembangan diri individu sejak masa kanak-kanak akan
sangat menentukan cara individu berperan dalam lingkungan sosialnya.
- Peranan
mannusia sebagai makhluk individu
Sebagai individu, manusia memiliki
harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat
dan martabat yang sama pula. Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan,
tempat tinggal, ras, suku, dan golongan tidak meniadakan persamaan akan harkat
dan martabat manusia.oleh karena itu, pengakuan dan penghargaan manusia sebagai
manusia mutlak diperlukan. Pengakuan dan penghargaan itu di wujudkan dengan
pengakuan akan jaminan atas hak-hak asasi manusia. Seorang individu pastilah
tidak mau harkat dan martabatnya di rendahkan, bahkan di injak-injak oleh
individu lain.
Manusia sebagai makhluk individu
berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun
potensi rohani. Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan
atau mengejar kebahagiaan sendiri. Motif tindakkannya adalah untuk memnuhi
kebutuhan hidupnya yang meliputi kebutuhan jasmani dan rohani. Penekanan pada
kepentingan diri memunculkan sifat individualistik dalam diri pribadi yang
bersangkutan. Disamping itu, faktor pemenuhan atas kepentningan diri tersebut
juga menjadikan individu akan saling bersaing untuk hal tersebut.
Berdasarkan sifat kodrat manusia
sebagai individu, dapat diketahui bahwa manusia memiliki harkat dan martabat,
manusia memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki potensi diri yang khas,
dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Dengan uraian di atas, manusia sebagai makhluk individu berperan untuk mewujudkan
hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu akan berusaha:
a.
menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b.
mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c.
merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d.
memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan dirinya.
Dalam hidup bermasyarakat, individu
memberikan fungsi-fungsi positif sebagai berikut:
1.perlu
dihargainya harkat dan martabat diri seseorang manusia
2.adanya
jaminan akan hak dasar setiap manusia
3.berkembangnya
potensi-potensi diri yang kreatif dan inovatif.
Namun demikian, dalam hidup
kemasyarakatan, individu bisa menghasilkan fungsi-fungsi negatif. Misalnya
unsur pemenuhan kepentingan diri menjadikan orang perorang memiliki sifat individualistik
dan egois. Akibatnya masyarakat akan tidak tertib penuh persaingan, perseteruan
dan pemaksaan masing-masing kehendak.
- Konsep
Diri
Konsep diri adalah
kumpulan keyakinan dan persepsi diri terhadap diri sendiri yang terorganisir.
Dengan kata lain, konsep diri tersebut bekerja sebagai skema dasar. Diri
memberikan sebuah kerangka berfikir yang menentukan bagaimana kita mengolah
informasi tentang diri kita sendir, termasuk motivasi, keadaan emosional,
evaluasi diri, kemampuan, dan banyak hal lainnya. Kita bekerja keras untuk
melindungi citra diri kita dari informasi yang mengancam, untuk mempertahankan
konsisten diri dan untuk menemukan alasan pada setiap inkonsisten.
Maka, orang cendrung
menolak perubahan dan salah pemahaman atau berusaha meluruskan informasi yang
tidak konsisten dengan konsep diri mereka. Sedikides dan Skowronski (1997)
menyatakan bahwa diri berevolusi sebagai sebuah karakteristik adaptif. Aspek
pertama yang muncul adalah kesadaran diri. Hal ini melibatkan kemampuan
organisme untuk membedakan dirinya dengan lingkungan fisik dan sosialnya.
Kesadaran diri objektif yaitu, kapasitas organisme untuk menjadi objek
perhatiannya diri, menyadari keadaan fikirannya sendiri dan mengetahui bahwa
dia tahu, mengingat bahwa ia ingat.
Sikap
Individual
Ini hanya dimiliki
secara individual seorang demi seorang. Objeknya pun bukan objek sosial.
Misalnya, sikap yang berupa kesenangan atas salah satu jenis makanan atau salah
satu jenis tumbuh-tumbuhan.
Disamping pembagian
sikap atas sosial dan individual, dikap dibedakan yaitu:
a.
Sikap positif
Sikap yang menunjukan atau
memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma
yang berlaku dimana individu itu berada.
b.
Sikap negatif
Sikap yang menunjukan atau
memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku
dimana individu itu berada.
Sikap positif atau
negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Orang tidak akan tahu apakah
sikap orang itu positif atau negatif tanpa mengetahui norma yang berlaku. Oleh
karena itu, untuk menentukan apa sikap itu positif atau negatif perlu
dikonsultasikan dengan norma yang berlaku disitu. Disamping itu, masing-masing
kelompok atau kesatuan sosial memiliki norma sendiri-sendiri yang mungkin
saling berbeda atau bertentangan. Sikap yang diperlihatkan individu dalam
kelompok A dianggap atau dinilai sebagai sikap yang negatif, belum tentu sikap
yang sama diperlihatkan oleh kelompok B juga dinilai sebagai sikap negatif.
Mungkin dinilai oleh kelompok B sebagai sikap positif atau sikap yang lainnya
lagi. Masalah positif dan negatif selalu berurusan atau berhubungan dengan
norma yang berlaku.
Pendapat
dan Sikap
Berbicara tentang
pendapat dan sikap orang tak akan lepas dari persoalan mengenai:
1. Soal kerja
Pekerjaan
seseorang akan mempunyai pengaruh tersendiri terhadap pendapat dan sikapnya.
Konkritnya cara berfikir seseorang berbeda-beda karena kerjaannya yang berbeda.
2. Masalah etnis
Dalam
hal ini kita banyak bicara tentang sistem kebudayaan masyarakat pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Masalah etnis merupakan satu ketentuan untuk
mengahadapi golongan yang satu dengan golongan lain.
3. Kelas
Pendapat
dan sikap ditentukan oleh kelas, sosial ekonomis. Misalnya dalam pemilihan
wakil-wakil, siapa yang memilih, partai apa yang dipilih, sudah begitu mendalam
kelas ini. Sikap dan pendapat seseornag sesuai dnegan kelas yang mereka pilih.
4. Sejarah
Pengaruh
sejarah pendapat seseorang, misalnya pembuatan candi borobudur, borobudur dulu
dianggap suatu lambang kemegahan raja yang besar, tapi interpretasi orang
sekarang ada yang menyatakan, borobudur adalah lambang penindasan pada rakyat.
Jadi pendapat tidak selalu sama sepanjang sejarah mengenai suatu kejadian.
Pembentukan
dan Perubahan Sikap Individual
Sikap timbul karena
adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang
oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, misalnya: keluarga, norma, golongan
agama, dan adat-istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar
dalam pembentukan sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok
primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seorang tidak
selamnya tetap. ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam
maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan
sikap ada hubungan timbal balik. Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam
bentuk perbuatan atau tingkah laku. Orang kadang-kadang menampakan diri dalam
keadaan “diam” saja.
Ini bukan berarti orang
yang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam. Misalnya: seorang
ayah sedang enak-enak membaca koran. Tiba-tiba datang putranya laki-laki yang
berusia 5 tahun sambil menangis melaporkan bahwa ia habis berkelahi dengan
temannya. Melihat hal semacam ini, ayah itu “diam” saja. Hal ini tidak berarti
bahwa ayah tidak bersikap. Ayah itu telah bersikap, hanya berwujud sikapnya
diam. Memang dalam kasus ini ada 2 kemungkinan:
1)
Ayah itu
diam-diam dengan alasan kalau guru-guru anak itu dilerai, akan menimbulkan
kebiasaan yang tidak baik.
2)
Ayah itu akan
cepat-cepat bertindak misalnya menggendong atau membelikan kembang gula dan
sebagainya agar anak itu cepat berhenti menangis.
Kedua kemungkinan ini,
keduanuya merupakan sikap si sush, bsik ysng bertingkah laku maupun yang tidak.
- Dilema Antara
Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat
Pandangan Individualisme
Individualisnme
berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah
mahluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai mahluk pribadi
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagai individu
adalah bebas, karna itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh
siapa pun. Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-individu. Jika
individu-individu itu hidupnya bahagi dan sejahtera maka masyarakat pun akan
sejahtera.
Pandangan
individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan.
Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tertinggi yang harus
diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang menjadi senteral individualisme adalah kebebasan
seorang individu untuk merealisasikandirinya. Paham individualisme menghasilkan
ideologi liberalisme, paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.
Liberalisme
berasal dari kata liber artinya bebas
atau mardeka. Liberalisma adalah suatu paham yang ditegakkanya kebebasan setiap
individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat
dalam kemardekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme memberi kebebasan manusia
untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam bidang
politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Beberapa
prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
a. Penjaminan
hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosisl.
b. Mementingkan
diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
c. Pemberian
kebebasan penuh pada individu. Individu adalah primer, sedangkan masyaraka
adalah sekunder.
d. Persaingan
bebas untuk mencapai kepentingannya masinmasing.
Liberalisme
dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan bicara,
berpendapat, berserikat dan perluhnya jaminan hak asasi manusia.Liberallisme
dalam bidang ekonomi menghasilkan kapatalisme pasar bebas. Sedangkan
liberallisme dalam bidang sosial budaya adalah kebebasan individu untuk
mengepresikan sikap,perilaku,sen,dan budayanya.kebebasan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan
antarindividu.Menurut paham liberallisme,kebebasan antarindividu tersebut bisa
diatur melalui penerapan hukum. Jadi negara, yang menjamin keadilan dan
kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
Paham individualaime liberal dan sosialisme
sama-sama tumbuh di Eropa barat pada abat ke-18-19.individualisme dipelopori
oleh para tokoh. Antara lain Jeremy Betham, Jhon Stuart Mill, Thomas Hobbes,
Jhon Locke, Roseau, dan Montesquieu. Sedangakan pemikiran sosialis ditokohi
oleh Robert Owen dari iggris ( 1771-1858), Lousi Blanc, dan proudhon. Ideologi
marxisme termasuk dalam varian sosialisme. Ajaran marxisme dipelopolori oleh
karl Mark ( 1818-1883)
Paham individualisme liberal dan sosialisme
saling bertolak belakang dalan memamandang hakikat manusia. Dalam Declaration of independence Amerika
serikat 1776. Orientasinya lebih ditekankan pada hakekat manusia sebagai
mahkluk individu yanh bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki
harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx
dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai mahkluk
sosial semata.
Alasan Individu Bergabung di dalam Kelompok
Adanya
berbagai kelompok disekitar individu membuat individu bisa tergabung dalam
lebih dari satu kelompok dengan berbagai alasan. Vaughan dan Hogg (2005)
mengemukakan beberapa alasan individu menjadi anggota suatu kelompok :
1.
Proksimitas yaitu individu cenderung bergabung dengan
individu lain yang berdekatan. Misalnya, mahasiswa-mahasiswa yang tempat
tinggalnya di Bogor akan berkelompok untuk pulang bareng.
2.
Kesamaan minat, sikap, atau keyakinan. Yaitu
individu-individu yang punya minat atau keyakinan yang sama cenderung
berkelompok. Misalnya, para mahasiswa muslim bergabung di dalam kelompok
mahasiswa lainnya.
3.
Saling tergantung untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Misalnya, para mahasiswa yang ingin supaya harga BBM di turunkan akan
bergabung dalam demonstrasi menentang keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
4.
Dukungan timbale balik yang positif dan kenikmatan
berafiliasi. Kelompok bisa member dukungan yang positif kepada individu serta
individu merasa memiliki afiliasi. Hal ini dapat menghindarkan individu dari
kesepian. Misalnya, seorang mahasiswi yang tidak masuk kuliah akan memperoleh
informasi tentang tugas dari teman sekelompoknya.
5.
Dukungan emosional. Kelompok juga bisa memberi
dukungan emosional untuk para anggotanya. Misalnya, seorang mahasiswa yang
diputuskan oleh pacarnya akan dihibur oleh teman-temannya di dalam kelompoknya
dan bisa sejenak melupakan masalahnya.
6.
Identitas sosial. Keanggotaan individu di dalam
kelompok membuat individu memliki identitas. Individu tahu siapa dirinya karena
ia anggota satu kelompok. Misalnya, mahasiswa IAIN, karyawan Garuda Indonesia,
anggota jamaah tabligh, dan anggota geng motor.
Manfaat Kelompok bagi Individu
meski
kelompok bisa membatasi independensi
individu, namun individu dimanapun tetap saja menjadi anggota kelompok
tertentu. Ini karena kelompok memberikan manfaat bagi individu . menurut Burn
(2004), kelompok memiliki tiga manfaat, yaitu :
1.
Kelompok memenuhi kebutuhan individu untuk merasa
berarti dan dimiliki. Adanya kelompok membuat individu tidak merasa sendirian,
ada orang lain yang membutuhkan dan menyayangi.
2.
Kelompok sebagai sumber identitas diri. Individu yang
tergabung dalam kelompok bisa mendefinisikan dirinya, ia mengenali diriya
sebagai anggota suatu kelompok, dan bertingkah laku sesuai norma kelompok itu.
3.
Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia, dan
tentang diri kita. Adanya orang lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita
informasi tentng banyak hal, termasuk tentang siapa diri kita.
- Hakikat
Manusia dalam Pandangan Islam
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang
pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Membicarakan tentang
manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang
digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori
psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan).
Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di
dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral
(nilai).
Para penganut teori
behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior
lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa
manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara
tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku
yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia
terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak
disebabkan aspek.
Para penganut teori
kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut
aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara
pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif
mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena
tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan,
memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah
manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi
memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam
al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun
mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar
selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum
(al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan
dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal
insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya).
Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia
sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar :
72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke
arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut
sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal
quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam
al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia
sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran
memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia
sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa
bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya maniusia itu
terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari
air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk
menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsun/rasa
dan perasaan)
Manusia memiliki fitrah
dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke
dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohania.
Ibnu sina yang terkenal
dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan
sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan
jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik
tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan
memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Fungsi dan Peran Manusia sebagai Individu
Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status
dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika
khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan
adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan
ajaran Allah Swt.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan
oleh Allah di antaranya adalah:
Ø Belajar
Ø Mengajarkan ilmu
Ø Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat
manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu
pada diri sendiri (individu), pada masyarakat, pada Allah SWT.
Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT.
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Oleh karena itu, dalam
al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan
keluargamu dengan iman dari api neraka).
Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai
berikut :
1) Makhluk yang
memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3) Seseorang
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4) Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
selama hidupnya.
5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan
dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6) Individu yang mudah terpengaruh oleh
lingkungan terutama dalam bidang sosial.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Individu
berasal dari bahasa latin “individuum yang artinya tak terbagi. Jadi merupakan
suatu sebutan bagi seseorang yang digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menekankan
penyelidikan kepada kenyataan hidup yang istimewa yang tak seberapa dalam
mempengaruhi kehidupan manusia. Dapat disimpulkan bahwa individu adalah
sesseorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik yang ada pada kepribadian dirinya, yang menjadi karakteristik dirinya.
Manusia sebagai makhluk individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi tetapi dalam hal tersebut terdapat beberapa hal yang menghambat dalam mencapat tujannya. Biasanya,manusia individu bersikap tertutup terhadap lingkungan luar, hanya mau berinteraksi dengan orang-orang yang ia kenal saja dan mereka menghabiskan waktunya dengan berdiam diri. Sebenarnya orang yang berkepribadian seperti ini membutuhkan perhatian khusus dari orang yang sudah mengenal karakter individu ini untuk mengembangkan diri dan pola pikirnya terhadap dunia luar dengan menerapkan suatu kehidupan sosial dalam bersikap.
Manusia sebagai makhluk individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi tetapi dalam hal tersebut terdapat beberapa hal yang menghambat dalam mencapat tujannya. Biasanya,manusia individu bersikap tertutup terhadap lingkungan luar, hanya mau berinteraksi dengan orang-orang yang ia kenal saja dan mereka menghabiskan waktunya dengan berdiam diri. Sebenarnya orang yang berkepribadian seperti ini membutuhkan perhatian khusus dari orang yang sudah mengenal karakter individu ini untuk mengembangkan diri dan pola pikirnya terhadap dunia luar dengan menerapkan suatu kehidupan sosial dalam bersikap.
Manusia lahir merupakan sebagai makhluk individual
yang makna tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga. Setiap
manusia pasti mempunyai berbagai perbedaan misalnya pada sifat atau tingkah
lakunya, bentuk fisik dan lain sebagainya. Suatu individu pasti menyadari
setiap perbedaan yang ada pada dirinya dan orang lain/individu yang lain.
Walaupun berbagai macam perbedaan tetapi setiap manusia tampil sebagai
individulitas dan memerlukan perlakuan yang layak atau sama dengna indidu yang
lain. Dalam pandangan islam di dalam
Al-Quran, manusia disebut antara lain dengan bani Adam (Q.S. Al-Isra‟:70),
basyar (Q.S. Al-Kahfi:10), Al-Insan (Al-Insan:1) , An-Nas (114):1). Berbagai
rumusan tentang manusia pun telah diberikan orang. Salah satu diantaranya,
berdasarkan studi isi Al-Quran dan Al-Hadist, berbunyi sebagai berikut:
Al-Insan (manusia) adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk
beriman (kepada Allah), dengan menggunakan akalnya mampu memahami dan
mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggung jawab atas
segala perbuatannya dan berakhlak (N.A Rasyid , 1983:19).
DAFTAR
PUSTAKA
W.Sarwono , Sarlito dan Eko
A. Meinarno.2009. Psikologi Sosial.Jakarta: Salemba Humanika
A. Baron, Robert.2003. Psikologi Sosial.Jakarta: Erlangga
Ahmadi, Abu.1991. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka cipta
Hermintodan Winarno.2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta
Timur: PT. bumi Aksara
J.Feist, Gregory. 2009.
Teori Kepribadian (Theories of Personality).Jakarta Selatan: Penebit Salemba Humanika
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
Sebagai Makhluk Individu. Diakses pada tanggal
5 November 2013.
http://irvanpmc.blogspot.com/2011/11/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html.
Diakses pada tanggal 5 November 2013.
.
http://radityaariefhidayat.wordpress.com/2012/03/14/hakekat-manusia/.
Diakses pada tanggal 5 November 2013.
http://konsepblackbook.blogspot.com/2012/03/hakikat-manusia-menurut-islam.htnl.
Diakses pada tanggal 5 November 2013.
sangat bagus untuk dibaca
BalasHapuscara top up ovo