LAPORAN
PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIK
III : WAWANCARA
Disusun
Oleh:
Ahmad
Marzuki
12350007
Dosen
Pengampu:
Gonny
Wicaksono, M.Psi
PROGRAM STUDI
PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015
PERCAYA
DIRI, TEAMWORK DAN KEMAMPUAN PELAYANAN PADA MAHASISWA YANG SIAP BEKERJA
I.
Latar Belakang
Tidak
semua orang bisa merasakan yang namanya Kuliah di Universitas-universitas
tertentu, apalagi Universitas ternama di Indonesia. Sebagian besar alasan orang
tidak kuliah karena tidak ada biaya, namun itu dirasa sudah diatasi dengan
adanya beasiswa-beasiswa yang diberikan pihak kampus atau pihak swasta lainnya.
Beruntung
bagi orang-orang yang sudah masuk kuliah, karena opini publik menyatakan
bahwasannya kuliah adalah jalan menuju mencari pekerjaan untuk melanjutkan
hidup nantinya. Banyak orang yang mengatakan kalau sudah kuliah pasti tentulah
dia bekerja layak. Namun, kenyataannya semakin maju zaman, semakin banyak orang
yang kuliah, malah kesempatan bekerja itu mulai terasa susah. Dahulu untuk
mengajar SMA, bisa jadi orang yang baru tamat SMA juga, tapi sekarang orang
yang mengajar SMA setidaknya minimal S1.
Kemudian
karena banyaknya S1 di Indonesia ini, serta peluang kerja yang kecil, tentu
perusahaan-perusahaan tertentu ingin mendapatkan SDM yang berkualitas. SDM
dikatakan berkualitas apabila mereka memiliki skill-skill yang menjadi nilai
lebih dari orang itu, misalnya saja rasa percaya diri, kemampuan bekerjasama (teamwork),
kemampuan pelayanan yang baik dan lain-lain. Dengan melihat indikator-indikator
dari skill yang dimiliki SDM sekarang ini diharapkan dapat menentukan orang
yang layak bekerja di perusahaan tersebut.Sekarang ini sudah banyak yang mulai
menerapkannya semenjak SDM itu masih kuliah. Agar sehabis kuliah nanti bisa
direkrut langsung.
Melihat
dari penjelasan diatas, maka penulis akan mengungkap mengenai “Percaya Diri, Teamwork
dan Kemampuan Pelayanan Pada Mahasiswa yang Siap Bekerja”.
II.
Landasan Teori
1.
Percaya Diri
a)
Pengertian
Percaya Diri
Rasa
percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri, keyakinan pada
adanya suatu maksud di dalam kehidupan dan kepercayaan bahwa dengan akal budi
mereka akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan, rencanakan dan
harapkan.
Rasa
percaya diri merupakan keberanian menghadapi tanangan karena memberi suatu
kesadaran bahwa belajar dari pengalaman jauh lebih penting daripada
keberhasilan atau kegagalan. Rasa percaya diri penting untuk berpartisipasi
dalam kehidupan publik, seperti halnya ketika bergabung dengan suatu masyarakat
yang didalamnya terlibat di dalam suatu aktivitas atau kegiatan, rasa percaya
diri meningkatkan keefektifan dalam aktivitas atau kegiatan.
b)
Aspek-aspek
Percaya Diri
Menurut
Lauster, seseorang yang memiliki rasa percaya diri positif adalah:
1)
Keyakinan
akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang bahwa dia mengerti
sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
2)
Optimis
yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi
segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.
3)
Obyektif
yaitu memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang
semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
4)
Bertanggung
jawab yaitu kesediaan untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi
konsekuensinya.
5)
Rasional
yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan
menggunakanpemikiran yang dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan
kenyataan.
2.
Teamwork
a)
Pengertian
Teamwork
Kerjasama
dalam tim menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja.
Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan
sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerjasama tim. Tanpa
kerjasama yang baik dan tidak akan memunculkan ide-ide cemerlang. Bachtiar
menyatakan bahwa kerjasama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang
dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan
ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan.
Kerjasama
dilakukan oleh sebuat tim lebih efektif daripada kerja secara individual. West
(2002) mengatakan bahwa telah banyak riset membuktikan bahwa kerjasama secara
berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik. Hal ini
sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan oleh perorangan
Setiap
tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerjasama yang dibangun
dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul
berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan.
b)
Indikator-indikator
Teamwork
West
(2002) menetapkan indikator-indikator kerjasama sebagai alat ukurnya sebagai
berikut:
1)
Tanggung
jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian
tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.
2)
Saling
berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran
akan tercipta kerjasama
3)
Pengarahan
kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengarahkan kemampuan masing-masing
anggota tim secara maksimal, kerjasama akan lebih kuat dan berkualitas.
3.
Kemapuan Pelayanan
a)
Pengertian
Kemampuan Pelayanan
Lovelock
mendefinisikan pelayanan sebagai kegiatan yang menciptakan dan memberikan
manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dan
tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama
penerima jasa tersebut.
b)
Dimensi
Pelayanan
Parasuraman
mengelompokkan kualitas pelayanan kedalam lima dimensi, yaitu:
1)
Bukti
langsung (Tangible), yaitu sebagai fasilitas yang dapat dilihat dan
digunakan perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan.
2)
Kendala
(Reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan kepada pelanggan
sesuai dengan yang diharapkan.
3)
Daya
tangkap (Responsiveness), yaitu sebagai sikap tanggap, mau mendengarkan
dan merespon pelanggan dalam upaya memuaskan pelanggan.
4)
Jaminan
(Assurance), yaitu kemampuan karyawan dalam menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan pelanggan melalui pengetahuan, kesopanan serta menghargai perasaan
pelanggan.
5)
Kepedulian
(Empathy), yaitu kemampuan atau kesediaan memberikan perhatian yang
bersifat pribadi, serta bersikap ramah, memahami kebutuhan dan peduli
III.
Pendoman Wawancara
Percaya Diri
|
a.
Apakah
anda merasa malu dengan penampilan anda?
b.
Apa
alasan anda kuliah sambil bekerja?
c.
Bagaimana
anda memaksimalkan penampilan anda?
d.
Apakah
anda pernah merasakan patah semangat?
e.
Bagaimana
cara anda membuktikan diri anda yang sesungguhnya?
|
Teamwork
|
a.
Bagaimana
hubungan anda dengan keluarga anda?
b.
Bagaimana
cara anda mengatasi masalah dalam kelompok anda?
c.
Apakah
anda mempunyai masalah dengan teman-teman anda?
d.
Bagaimana
cara anda mengatur jadwal-jadwal anda yang sibuk?
e.
Apakah
anda memilih-milih teman anda?
|
Kemampuan
Pelayanan
|
a.
Apa
yang dapat anda berikan kepada orang-orang disekitar anda?
b.
Apakah
anda mengalami masalah dengan pekerjaan anda sebelumnya?
c.
Bagaimana
cara anda memberikan pelayanan terbaik pekerjaan anda?
|
IV.
Interpretasi
Jika
dilihat dari tingkat percaya diri interviewe, interviewer melihat bahwasannya
interviewe sudah memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Hal itu bisa dilihat
dari respon jawaban yang diberikannya, bahwa dia sudah bertekad untuk bisa
membawa bukan hanya titel sarjana saja, melainkan manfaat-manfaat yang ia
dapatkan di UIN serta lingkungan Palembang yang lain untuk bisa diterapkan
sebagai perubahan-perubahan yang akan dilaksanakannya kelak setelah lulus.
Selain
itu juga, interviewe yang berasal dari keluarga miskin, namun ia tidak
berfikiran bahwasannya kalau miskin itu pasti berpakaian yang tidak layak,
malah ia berfikir sebaliknya, harus bisa berpenampilan rapi. Hal ini juga
sebagai penunjuk interviewe memiliki rasa percaya diri. Kemudian dari cara
interviewe meyakinkan orang tuanya bahwasannya dia mampu untuk kuliah jauh dari
orang tua merupakan salah satu bagian dari rasa percaya diri yang tinggi yang
ia miliki dan ia kembangkan sejak dari pondok pesantren.
Jika
dilihat dari kemampuan bekerjasama (teamwork) interviewe, interviewer
menilai bahwa interviewe juga memiliki kemampuan bekerjasama yang baik. Hal ini
bisa dilihat ketika dia bertemu dengan orang-orang yang tidak sepaham dengan
dirinya dan salah satunya dosen yang mengajar dia, ternyata dia tetap menjalani
kuliah yang diajar oleh dosen itu dan memilih no comment serta tetap
kembali kepada keyakinan sendiri-sendiri saja.
Kemudian
kemampuan kerjasama (teamwork) yang dimiliki interviewe juga bisa
dilihat dari cara dia menyelesaikan masalahnya dengan cara yang baik dan tidak
melanggar aturan serta memberi penjelasan seperti yang ia lakukan kepada
temannya yang merasa tersinggung ketika dia tidak mau bersalaman dengannya.
Jika
dilihat dari kemampuan pelayanan yang interviewe miliki, interviewer melihat
sudah banyak bukti yang interviewe berikan. Contohnya saja seperti yang
dilakukannya untuk membuat anak didik les private yang diajarnya mengerti,
sampai-sampai dia memberikan cerita, memotivasi dan lain-lain. Kemudian
interviewe sangat termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya terlebih dahulu
agar bisa merubah daerah kampung halamannya, serta kemampuan memanage waktu
yang interviewe lakukan agar hubungan dia dengan saudaranya yang memberikan
tempat tinggal itu tetap terjaga.
V.
Kesimpulan
Dari
hasil interpretasi, dapat disimpulkan bahwa NH memiliki rasa percaya diri yang
tinggi. Dengan tingginya rasa percaya diri yang ia miliki, akan dapat membantu
pekerjaan yang ia lakukan nantinya, karena dengan percaya diri, ia tidak akan
mudah goyah terhadap masalah-masalah yang dialami.
NH
juga memiliki kemampuan bekerjasama (teamwork) yang baik. Kemampuan
bekerjasama ini penting ketika seseorang ketika berada di lingkungan
masyarakat. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang berarti manusia
membutukan orang lain. Dengan adanya kemampuan bekerjasama yang baik akan
membuat NH mampu menjalin hubungan yang baik juga dengan orang lain.
Kemudian
NH juga mampu memberikan pelayanan yang baik kepada orang yang bekerjasama
dengan dia, khususnya dalam belajar-mengajar. NH memberikan yang terbaik yang
dia miliki, agar anak dapat memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan.
VI.
Lampiran
1.
Identitas Interviewe
Nama : NH
TTL : Rantau Prapat, 20 Desember
1993
Pekerjaan : Guru Private
Pendidikan : Mahasiswa
2.
Verbatim
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Tolong ceritakan tentang diri anda?
|
Saya
Nurzainab Hasibuan, saya aslinya dari Medan, disini saya kuliah di Jurusan
PAI, Pendidikan Agama Islam semester 8, sedang nyusun. Saya tinggal disini di
Jalan Semangka No. 2 A di daerah,, dekat dimana tu.. di daerah KI
|
2
|
Oh daerah KI..
|
Masuk ke
Masjid AL-Magfiroh, umm disamping Masjid Al-Maghfiroh.
|
3
|
ya, dari Medan sendiri mbak ya?
|
Eee.. ada saudara, tempat tinggal sekarang itu bersama saudara,
kebenaran juga saudara, beliau dosen disini juga, jadi kebenaran bukan karena
ajakan dia, karena saya niatnya saya dari medan itu kuliah di IAIN sini,
kalau sekarang UIN ya namanya
|
4
|
Kenapa sih pengen kuliah jauh-jauh?
|
Karena kenapa ya, pengalamannya yang membuat saya pengen jauh
dari situ karena selama tahun itu saya sudah, apa ya 6 tahun dari tamat SD
sampai Aliyah itu saya tinggalnya di Pondok terus. Jadi selama di pondok itu
saya nggak pernah kemana-mana, paling Cuma ngikutin lomba-lomba, musabaqah,
pidato-pidato gitu aja. Jadi yang buat saya pengen keluar itu ya sekali
keluar kenapa sih gak langsung jauh..
|
5
|
Emang di Medan gak ada UIN juga?
|
Banyak.. ada UIN, ada USU, Tapi gimana ya, bukan saya ingin
menjelekkan kota Medan saya sendiri, tapi ya namanya juga disitu, mungkin
kalo masalah lingkungan medan itu, apalagi waktu zaman dulu, ada penelitian
mengatakan bahwasanya medan itu, tingkat hamil di luar nikah itu banyak..
|
6
|
oh seperti itu mbak, emm
|
ketika saya ingin disini itu bukan hanya kuliah ya, tapi saya
juga, apalagi udah semester akhir-akhir ini saya ada ingin kerja disini aja..
|
7
|
Gak ada niat balik ke Medan gitu untuk memperbaiki..
|
Kampung sendiri gitu..? Ada sih, cuma saya ingin meningkatkan
kualitas saya dulu, sejauh mana saya meningkatkannya, dan bisa nanti membawa
apa yang saya dapat disini dan saya ubahlah kampung halaman saya[1]
|
8
|
Bagaimana contoh anda untuk menerapkan perubahan-perbahan pada
kampung anda?
|
kalau saya
pikir sekarang ya, apalagi untuk sekarang yang ada dalam fikiran
saya, sekarang kan mau masuk bulan
puasa,, di kampung saya itu belum ada yang namanya Remaja Masjid[2]
|
9
|
belum ada?
|
Jadi saya itu pengen sekali kalau pulang kampung itu saya ingin membentuk
sebuah remaja masjid di kampung saya sendiri[3], karena memang disitutu banyak ya, banyak orang-orang seperti
saya atau anak-anak muda juga, tapi mereka itu kalau tamat SMA, SMP, Aliyah
gitu, gak ada lagi anak-anak muda yang tinggal di kampung, semuanya kuliah
dan merantau sendiri.
|
10
|
Selain buat risma tadi, apalagi yang bisa anda berikan untuk
merubah-merubah daerah anda tadi?
|
Kayaknya yang saya prioritas ini ya remaja itu dulu, ee karena
untuk, maksudnya saya ingin yang kecil dulu ,. Kampung sendiri dulu baru
beranjak ke kampung yang lain. Dan fikiran saya juga gak semudah apa yang
saya inginkan ya untuk mencapai target itu[4], karena
susah.. ee untuk anak jaman sekarang ini apalagi di kampung saya itu untuk
diajak ke hal-hal religisu itu saja susah. Tetapi yang saya salut itu,
anak-anak yang dibawah umur SD itu kalo niat dan semangat mereka untuk
mengaji sangat luar biasa, karena itu saya kagum
|
11
|
Jadi aktivitasnya apa nih selain kuliah dan mengajar?
|
aktivitasnya apa ya, kalo sekarang ini rumah-kampus aja..
|
12
|
Rumah-kampus aja? kenapa gak nyoba bermain-main dengan teman di
sekitarnya gitu.
|
kenapa ya, bukan gak mau dan bukan karena tipe atau gimana ya,
tapi rasanya kalo misalnya menghabiskan waktu dirumah itu rasanya cukup
dengan istirahat. Apalagi zaman sekarang ya, kalo mengikuti, kalo sudah
tertular itu bawakannya mau-mau terus..
jadi, bukan hanya setiap hari, tapi adakalanya sekali dalam
seminggu menghabiskan waktu bersama teman-teman
|
13
|
Emang ada masalah gak sampai jadwalnya sekali semingguan?
|
bukan ada masalah, tapi yang namanya kita tinggal sama orang
ya kita harus tau diri juga, tau dirinya bukan kerja yang kaya gimana gitu
kan, harus bisa memanage waktu, tinggal tempat orang itu apalagi kita kan
sudah diberikan tempat, dikasih makan. Tapi kita nggak uang yang kita kasih
tapi kita bisa memberikan tenaga buat mereka gitu[5]
|
14
|
seperti itu
yaa..
|
baru akhir ini saja saya tidak ada kegiatan diluar, kemaren saya
di semester 3 samapi 7 ada kegiatan mengajar di TPA gitu..
|
15
|
Itu private atau ada lembaga yang menaungi?
|
kemaren ada private, kalo yang private itu ngadainnya sesudah
maghrib sampe sebelum isya’, jadi kerumah.. untungnya masih didekat rumah
jadi kita sholat berjama’ah maghrib sama isya’, abis isya’ kita mulai
|
16
|
Bisa mengajar private itu diajakin temen atau memang kemauan
sendiri?
|
itu kemaren tu memang ada tawaran dari lingkungan akhirnya
tersebar sampe ke telinga yang di rumah, akhirnya orang dirumah itu nawarin
“adik saya insyaallah nanti bisa ngajarin itu” katanya.. Beliau nanya ke
saya, kemudian saya oke-kan, kita dateng kerumah yang anaknya mau diajar,
kita bagi waktu hari apa aja, alhamdulillah
|
17
|
Pernah mengalami masalah, pas dateng ke rumahnya terus orang
tuanya tidak setuju?
|
kalo yang tidak setuju yang masalah dirumah itu jarang ya, kan
sebelum kita.. um maksudnya pas membuat kontrak mengajar, itukan mestinya
harus ada ridho dari orang tua, kalo dari orang tua sih mungkin gak ada ya,
tapi kadang ada anaknya. Yang harus kita alami itu ya kadang anaknya malas,
badmoodnya lagi gimana kan, paling masalah gitu, kadang kita harus
sabar-sabar ngadepin anak yang seperti ini, kadang ributnya minta ampun
|
18
|
Dalam mengajar private itu apa saja yang bisa anda berikan agar
mereka bisa cepat paham?
|
kalo secara pemahaman, kadang kita harus ngajak bercerita-cerita
dulu ya, kemudian memotivasi. Pokoknya mengajar itu tidak yang semudah kita
bayangkan[6]
|
19
|
Anda kuliah sambil mengajar, mengapa anda seperti itu? Karena
saya melihat anak-anak kuliah sekarang itukan ya kuliah, kuliah aja,. Abis
kuliah ya main
|
gimana ya, mungkin gak semua orang berfikiran seperti itu, karena
kenapa, saya berfikirnya saya datang merantau ke IAIN dari medan itu
karena saya punya tekad, tekad saya kenapa? Saya berani untuk berjuan sendiri
walaupun orang tua menyemangati dari sana, jadi nanti kalau saya pulang,
bukan titel sarjana saja yang saya bawa, tetapi apa yang saya dapatkan di
UIN, maupun pengalaman saya di Palembang, nilai-nilai apa yang saya dapatkan
nanti bisa sebagai bahan saya waktu mengajar, berhadapan dengan masyarakat,
karena kita hidup kita ini bersosial kan, bermasyarakat, ada lingkungan ada
individual dan sebagainya[7]
|
20
|
Anda pernah gak merasakan bahwa anda itu berbeda dari Palembang
“ah enakan kuliah di Medan saja daripada di Palembang” pernah gak?
|
gak pernah,.. malah saya merasa bahwa Palembang itu sudah jadi
kota saya sendiri
|
21
|
kenapa bisa seperti itu?
|
karena apa ya, massa remaja ke dewasa saya itu kan masa yang
paling penuh ingatan ya, pengalaman dari luar itu paling banyak saya habiskan
dari sini, sementara kalau disana itu massa kanak-kanak, massa pertumbuhan,
itukan hanya bahan cerita, bahwasanya massa permainan kita, tapi massa
pertumbuhan dan perbaikan akhlak itu ya lebih banyak di lingkunyan saya di
Palembang ini, dari saya berpendidikan, tata cara ngomong dengan dosen itu
bagaimana, karena kenapa? Kan saya kuliah disini, kalo orang tua kan hanya
pendidik dirumah dan lingkungan Palembang ini menjadi orang tua kedua saya.
|
22
|
di Palembang kan berbeda sama di Medan, kalo orang Palembang kan
sering ceplas-ceplos, sering ngatain langsung, tersinggung gak?
|
umm, gakk.. kita kan masih sumatera ya, kalo sumatera kan masih
kelihatan apa ya, bukan kasar ya tapi mereka itu tegas, bedanya kalo di
Palembang ini, ngomongnya itu ya sebenernya gak jauh dari Medan sih, kalo
Medan itu juga kasar,. Kasarnya orang Medan itu sama orang sini tu gak jauh
beda, karena yang saya lihat, kalo orang palembang kalo sakit hati diam-diam
bisa membunuh kan, tapi kalo di Medan itu kalo dia sakit hati cukup dengan
omongan yang sekasar-kasarnya gitu, karena menurut dia yang sudah diomongkan
ya udah lewat-lewat aja, itu yang saya lihat
|
23
|
jadi selama massa perkuliahan anda, pernah gak anda mengalami
yang namanya gini “ketika dibagi kelompok, anda sekelompok dengan orang-orang
yang menurut anda gak sesuai dengan anda?” coba diceritakan seperti apa?
|
Pernah. tapi ini masalah paham ya, saya bukan mengatur saya paham
yang bagaimana ya fanatik atau bagaimana ya.. tapi pernah saya temuin teman
yang emang pahamnya itu gak nyambung sama kita, misalnya waktu itu masalah
apa gitu ya, bukan hanya dengan mahasiswa ya, tapi pernah juga sama dosen,
mungkin beliau itu orang Muhammadiyah gitu ya, maaf kalo anda mungkin
tersinggung.. tapi apa yang saya dapatkan pelajaran agama waktu saya kecil
itu rasanya bertolak belakang denga apa yang bapak itu jelasin lho, jadi saya
itu hanya bisa diam saja didalam kelas itu, jadi bentroknya itu antara hati
dan pikiran saya
|
24
|
apa yang anda lakukan pada saat itu?
|
pada saat itu saya no comment, saya hanya nurutin apa aja
kata bapak itu, tergantung apa yang saya ketahui dan pahami, tidak melanggar
dari aturan saya, dan saya menyimpulkan dari apa yang saya ketahui dahulu[8]
|
25
|
jadi karena ada maslaah itu apakah anda semakin mundur atau
lanjut saja gitu?
|
saya gak makin mundur, saya malah ingin mendalami apa yang saya
pahami saja[9], contohnya soal wudhu, dari ibu saya mengajarkan pertama kali
dari tangan ke siku, tapi disini saya mendapatkan banyak yang dari siku ke
tangan. Jadi saya semakin banyak mengenal banyak paham ya, karena hidup itu
bukan hanya satu paham, apalagi yang fanatik gitu ya, kadang dengan cara
salaman saja, misalnya kita mau salaman, kita gak mau salaman tangan dia
gitu, dia sudah merasa sakit hati, tapi dia kan juga harus mengerti kita,
bahwasannya ini yang saya pahami, kamu harus ngerti seperti itu ya
|
26
|
oke, seperti hal yang telah anda katakan tadi, ada ya dikelas
anda?
|
umm, gak sebanyak yang anda bayangkan, tapi ada salah satunya,
sampe dia ngatakan gini, “uhm sombongnya, salaman aja gak mau”, akhirnya saya
jelasin kan, dalam agama itu seperti ini dan kita harus paham ini masalah
aurat kan, yang boleh menyentuh itu hanya orang-orang yang muhrim, kalo kamu
sudah halal sama saya, kamu boleh kok megang tangan saya, saya bilang[10]
|
27
|
Apakah ada hal yang membuat anda semangat lagi selain merubah
daerah anda tadi, sehingga anda kuliah disini?
|
yang membuat saya semangat itu selain dari ingi merubah itu
adalah orang tua saya. Orang tua saya itu bukan orang besar, bukan pengusaha,
bukan ulama. Menurut saya, orang tua saya itu adalah guru yang paling saya
cintai itu adalah orang tua saya itu. Pendidik saya yang pertama adalah orang
tua saya, karena kenapa saya bilang seperti itu? Mungkin orang kampung saya
memandang ya, kalau kami ini kaya, padahal tidak,, coba bayangkan, selama
kita miskin, penampilan kita itu tidak layak, tidak kan? Tapi kita buktikan
bahwasannya orang miskin itu juga harus bisa rapi.[11]
Orang mikirnya bajunya bagus-bagus itu anak orang kaya, bukan. Orang tua saya
itu tukang deres, kami 6 bersaudara itu, dan saya anak ke-5, alhamdulillah
orang tua saya mampu, hampir sukses mendidik anaknya juga untuk sekolah, dan
saya salut abang saya semangat dia kuliah itu karena orang tua, dan satu
harapan saya itu saya ingin buktikan bahwasannya saya bukan hanya membawa
titel sarjana, tapi saya juga bisa membahagiakan kedua orang tua saya
walaupun mereka sedang sakit-sakitan disana[12]
|
28
|
Sebagai anak yang ke 5, ikhlas gak orang tuanya kuliah di
Palembang?
|
nggak, malah sebernya mereka itu tidak rela kemaren, akhirnya
saya buktikan kepada mereka, yang lucunya gini, maaf ya, selama dipondok itu
saya orangnya laing rindu, baru dua hari masuk pesantren saya menangis,
meraung-raung di pondok karena saya ingin pulang gak mau jauh dari orang tua.
Jadi pertama saya bilang niat saya mau ke Palembang, orang tua saya itu
menolak “gak mungkin, pasti kamu nangis saja nanti disana, nanti kalo jauh
nanti gimana kami mau kunjungin kamu?” iya juga gitu kan, tapi saya tekad
bahwasanya bisa saya buktikan, bahwasannya saya tidak akan rindu, bahwasannya
ini cara saya untuk merubah sifat saya yang perindu sama orang tua saya.
Akhirnya satu tahun berlalu di Palembang, saya gak pulang waktu lebaran, saya
buktikan bahwasannya saya bisa kan, gak rindu gak nangis, walaupun dalam hati
pengen banget ketemu orang tua[13]
|
29
|
hal apa saja sih yang bisa anda berikan kepada orang tua anda
selagi mereka masih hidup, masih diberi kesempatan melihat anda sukses?
|
saya tidak bisa memberikan uang, saya tidak bisa memberikan
apa-apa ya, tapi saya selalu hanya bisa memberikan do’a kepada mereka[14]
|
VII.
Dokumentasi
[1]Aspek Kemampuan
Pelayanan
[2]Aspek Kemampuan
Pelayanan
[4]Aspek Kemampuan
Pelayanan
[5]Aspek Kemampuan
Pelayanan
[6]Aspek Kemampuan
Pelayanan
[7]Aspek Percaya
Diri
[8]Aspek Teamwork
[10]Aspek Teamwork
[12]Aspek Percaya
Diri dan Kemampuan Pelayanan
[13]Aspek Percaya
Diri
[14]Aspek Kemampuan
Pelayanan
makasih udah share kak
BalasHapuscara mendapatkan stamp digital alfamart