Minggu, 21 Desember 2014

Two Arms Coordination

       I.            Judul
Pengaruh Proses Pembelajaran Terhadap Kecepatan Waktu Dan Jumlah Kesalahan Pada Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Yang Mengambil Mata Kuliah Psikologi Eksperimen Hari Selasa Pukul 08.00 WIB Tahun 2014

    II.            Profil Subjek dan Teknik Sampling
1.      Profil Subjek
No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
1
Ahmad Marzuki
Laki-laki
20 tahun 4 bulan
2
Ayu Wandira N. R.
Perempuan
20 tahun 5 bulan
3
Ardi Novrian
Laki-laki
20 tahun 1 bulan
4
Aisyach Rohmawati
Perempuan
21 tahun 5 bulan
5
Abdul Daud
Laki-laki
20 tahun 10 bulan
6
Alvia Maulani
Perempuan
20 tahun 1 bulan
7
Alhadid Mukaroma
Laki-laki
20 tahun 8 bulan
8
Acep Khoirudin
Laki-laki
21 tahun 7 bulan
9
Apriza Fitriyanti
Perempuan
20 tahun 8 bulan
10
Annisya Fitri
Perempuan
19 tahun 9 bulan

2.      Teknik Sampling
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Simple Random Sampling.[1] Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

 III.            Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain satu kelompok dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design.[2] Desain ini sering disebut juga before-after design. Pada desain ini, di awalm penelitian, dilakukan pengukuran terhadap VT yang telah dimiliki subjek. Setelah diberikan manipulasi, dilakukan pengukuran kembali terhadap VT dengan alat ukur yang sama. Simbol desain ini adalah:
Pengukuran (O1)   à   Manipulasi (X)   à   Pengukuran (O2)

 IV.            Treatment
A.    Material
Alat ini terdiri dari 4 unit, yaitu :
·         Two Arms Coordination Test
·         Pendoman Praktikum Psikologi Eksperimen
·         Lembar Pencatat data
·         Alat Tulis

B.       Definisi Alat
Two Arms Coordination Test digunakan untuk mengukur kemampuan “Motor Memory” seseorang, dengan melibatkan koordinasi antara kedua tangan, lengan dan mata. Namun, dalam bahasa yang lebih sederhana two arms coordination test ini digunakan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan koordinasi kedua tangan seseorang.
Alat ini dirancang untuk menguji kemampuan koordinasi motorik antara kedua tangan dan mata didalam melakukan sebuah pekerjaan. Terdapat dua buah lengan gerak, untuk menggerakkan stimulant menelusuri lintasan tertentu, yaitu bintang enam yang terbuat dari metal. Disediakan papan panel yang akan mencatat waktu yang diperlukan untuk menelusuri lintasan dengan kendali koordinasi dua tangan dan mata, serta mencatat jumlah kesalahan jika ujung oena keluar dari jalur lintasan yang telah di tentukan.

C.       Prosedur Pelaksanaan :
1.      Tekan tombol ON untuk mengaktifkan alat two arms coordination test, dan tombol reset untuk mengatur kembali display pencatat jumlah kesalahan dan waktu.
2.      Subjek duduk di depan alat two arms coordination test
3.      Eksperimenter duduk di sisi kanan alat, dan menghadap display pencatat jumlah error dan waktu
4.      Subjek dipersilahkan menggerakkan pena penelusur searah dengan jarum jam, dengan menggunakan kedua tangan dan duduk pada posisi tegap tanpa memiringkan badan. Pena penelusur tersebut digerakan dari garis start sampai ke finish dengan pola segi enam. Apabila pena penelusur mengenai garis, maka akan tercatat dalam akurasi kesalahan. Dan subjek tidak diperbolehkan untuk mengangkat pena penelusurnya.
5.      Jika sudah selesai, eksperimenter akan mencatat jumlah kesalahan dan waktu yang diperlukan dari subjek untuk melewati pola segi enam tersebut ke lembar pencatat data, kemudian eksperimenter menekan tombol reset kembali untuk memulai tes pada subjek berikutnya.
6.      Setelah semua subjek telah selesai melakukan percobaan, eksperimenter memberikan manipulasi yang berupa sebuah pembelajaran bagi subjek dengan cara  subjek disuruh mengelilingi, dan melihat 5 orang lain yang akan mencoba menggunakan alat two arms coordination ini. Setelah 5 orang itu selesai, maka dilakukan pengukuran yang kedua kalinya terhadap subjek.

D.    Penilaian
Penilaian yang diberikan adalah jumlah waktu dan kesalahan dari subjek untuk menggerakkan pena penelusur sesuai dengan pola pada alat two arms coordination.
·         Kecepatan:
HIGH = 0-70; AVG = 71-100; LOW = 101-200
·         Akurasi:
HIGH = 0-1; AVG = 2-5; LOW = 6-20

    V.            Pelaksanaan Treatment
Hari/Tanggal                        :  Jum’at, 11 Desember 2014
Waktu                                  :  10.00-11.45 WIB
Tempat                                 :  Laboratorium Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Negeri Islam Raden Fatah Palembang
Nama Eksperimenter            :  Lavenda
                                            Ridho

 VI.            Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ditas adalah penelitian kuantitatif-eksperimen, berupa angka yang akan dianalisis secara statistik, dapat dilakukan pada situasi lapangan maupun laboratorium. Penelitian eksperimen adalah observasi yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih factor divariasikan dan factor yang lain dibuat konstan. Menurut Solso dan Macklin, memberikan definisi mengenai penelitian eksperimen, yaitu penyelidikan dimana minimal salah satu variable dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. [3]

VII.            Dasar Teori
Teori Koneksionisme (Connectionism Theory) memandang belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Teori koneksionisme ini merupakan rumusan deduktif Thorndike setelah ia melakukan percobaan pada seekor kucing muda. Thorndike menyimpulkan bahwa proses belajar melalui dua bentuk, yaitu trial and error dan law of effect. Law of effect mengandung arti bahwa segala tingkah laku yang mengakibatkan suatu keadaan yang memuaskan akan diingat dan dipelajari sebaik-baiknya. Adapun tingkah laku yang mengakibatkan ketidaksenangan akan diabaikan dan dilupakan.[4] Tingkah laku ini terjadi secara otomatis. Otomatisme dalam belajar itu dapat dilatih dengan syarat-syarat tertentu.
Thorndike melihat bahwa organisme (juga manusia) sebagai mekanismus hanya bergerak atau bertindak jika ada perangsang yang mempengaruhi dirinya.  Terjadinya otomatisme dalam belaja menurut Thorndike disebabkan adanya law of effect itu.[5]
Karena adanya law of effect terjadilah hubungan (connection) atau asosiasi antara tingkah laku atau reaksi yang dapat mendatangkan sesuatu dengan hasilnya (effect). Karena adanya koneksi antara reaksi dengan hasilnya itu maka teori Thorndike ini disebut teori connectionism.
Kemudian dari hubungan stimulus dan respon yang dikatakan Thorndike, terbagi dalam dua hukum besar:[6]
1.      Hukum Pokok
a.       Law of readness
v  Bila sudah ada kecendrungan bertindak pada seseorang, lalu ia bertindak, akan timbul kepuasan. Tidak akan ada tindakan lain untuk mengubah kondisi itu.
v  Bila sudah ada kecendrungan bertindak pada seseorang, tetapi ia tidak bertinak, akan timbul ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan respons lain untuk menghilangkan ketidakpuasan.
v  Apabila belum ada kecendrungan bertindak, lalu dipaksa bertindak,akan timbul ketidakpuasan. Untuk menghilangkan ketidakpuasan tersebut, muncul tindakan lain.
b.      Law of exercise
Hubungan antara stimulus dan respons akan bertambah kuat apabila sering digunakan atau sering diulang-ulang (law of use). Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali, jika jarang digunakan atau tidak pernah sama sekali (law of disuse). Namun pengulangan akan berhasil apabila dibarengi dengan hadiah atau hukuman.
c.       Law of effect
Hubungan stimulus dengan respons akan bertambah kuat apabila hubungan tersebut diikuti oleh keadaan yang memuaskan daripada keadaan sebaliknya. Oleh karena itu, hadiah lebih diutamakan daripada hukuman.
2.      Hukum Subsidier
a.       Law of multiple respons
Dalam keadaan problematis, seseorang siswa tidak dapat segera memilih dan menentukan respons yang tepat. Kemungkinan ia akan mencoba bermacam-macam respons. Respons pertama, kedua, dan ketiga mungkin semuanya salah. Namun, akhirnya ia menemukan respons yang benar. Proses ini disebut trial and error. Inilah kesimpulan Thorndike dari respons kucingnya yang dijadikan uji cobanya.
b.      Law of attitude
Stimulus yang sama tidak senantiasa memunculkan respons yang sama. Sikap juga memegang peranan penting dalam menentukan respons. Apa dan bagaimana cara memberikan respons terhadap stimulus dipengaruhi oleh sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian berperan besar dalam menentukan respons.
c.       Law of partial activity
Hukum ketiga ini terkadang disebut law protency element. Dalam situasi tertentu, individu bereaksi secara selektif. Ia akan memilih mana yang lebih penting dan mana yang kurang penting. Hal ini hanya mungkin terjadi bila individu mempunyai kemampuan pengertian dan pemahaman yang cukup.
d.      Law of response by analogy
Apabila individu berhadapan dengan situasi baru yang berbeda dengan situasi lama yang pernah dikenalnya, namun mempunyai unsur-unsur yang sama atau hampir sama, ia dapat menyesuaikan diri atau memberi respons yang sesuai dengan situasi yang baru.
e.       Law of associative shifting
Apabila suatu respons dapat dipertahankan berlaku dalam serangkaian perubahan, dalam situasi yang merangsang, respons itu dapat diberikan kepada situasi yang sama sekali baru.




VIII.          Hipotesis
Ada pengaruh proses pembelajaran terhadap kecepatan waktu dan jumlah kesalahan pada mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang mengambil mata kuliah Psikologi Eksperimen hari selasa pukul 08.00 wib tahun 2014

 IX.            Hasil Penelitian
Tabel Hasil Percobaan Pretest dan Posttet
No
Nama
JK
Umur
Pretest
Posttest
Jk
Kw
Jk
Kw
1
Ahmad Marzuki
L
20, 4 bln
0
116
5
119
2
Ayu Wandira N. R.
P
20, 5 bln
95
116
45
83
3
Ardi Novrian
L
20, 1 bln
35
149
50
138
4
Aisyach Rohmawati
P
21, 5 bln
11
144
10
86
5
Abdul Daud
L
20, 10 bln
11
66
6
67
6
Alvia Maulani
P
20, 1 bln
17
117
9
78
7
Alhadid Mukaroma
L
20, 8 bln
19
66
3
46
8
Acep Khoirudin
L
21, 7 bln
33
54
8
45
9
Apriza Fitriyanti
P
20, 8 bln
212
99
149
114
10
Annisya Fitri
P
19, 9 bln
153
123
57
98

  X.               Analisis Hasil Penelitian
1.      Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas sebaran data penelitian, yaitu “jika taraf signifikan lebih dari 0,05 (p > 0,05) berarti data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika taraf signifikan kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka data distribusi tidak normal”.
Berdasarkan analisis menggunakan One Sample Kolmogorov-Semirnov Test dapat diterangkan bahwa:
a.       Hasil uji normalitas terhadap Jumlah Kesalahan Pretest diperoleh F= 0,329; P= 0,003. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa P= 0,003 < 0,005 sehingga dapat dinyatakan bahwa data Jumlah Kesalahan Pretest berdistribusi tidak normal.
b.      Hasil uji normalitas terhadap Kecepatan Waktu Pretest diperoleh F= 0,230; P= 0,142. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa P= 0,142 > 0,005 sehingga dapat dinyatakan bahwa data Kecepatan Waktu Pretest berdistribusi normal.
c.       Hasil uji normalitas terhadap Jumlah Kesalahan Posttest diperoleh F=0,303; P=0,10. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa P= 0,10 < 0,005 sehingga dapat dinyatakan bahwa data Jumlah Kesalahan Posttest berdistribusi tidak normal.
d.      Hasil uji normalitas terhadap Kecepatan Waktu Posttest diperoleh F= 0,118; P= 0,200. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa P= 0,200 > 0,005 sehingga dapat dinyatakan bahwa data Kecepatan Waktu Posttest berdistribusi normal.

2.      Uji Hipotesis
Hasil dari Output Paired Samples T Test, menunjukkan nilai t = 3,286; P= 0,004. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa P= 0,004 < 0,005, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima bahwa “ada pengaruh proses pembelajaran terhadap kecepatan waktu dan jumlah kesalahan pada mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang mengambil mata kuliah Psikologi Eksperimen hari selasa pukul 08.00 wib tahun 2014”.



DAFTAR PUSTAKA
Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan.
Seniati, Liche dkk. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.



[1] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta. 82
[2] Liche Seniati, dkk. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT Indeks. Hlm. 118
[3] Liche Seniati, dkk. Ibid. 23
[4] Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hlm. 75-76
[5] Ngalim Purwanto. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm. 99
[6] Mahmud. Ibid. Hlm. 77-80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar